ZAT ADITIF DALAM BAHAN
MAKANAN
Biologi SMP Kelas 8 : Zat Aditif
dalam Bahan Makanan
Setiap
hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak)
dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain
itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur
proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat
tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan,
aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan
oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau
lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu
mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh
tubuh terpenuhi.
Hal
ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang
diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu
makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan
yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya
selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang
tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan.
Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan.
Zat
aditif bukan hanya garam dan
gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain. Zat aditif
makananditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan
gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya (perhatikan
Gambar 8.7). Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat :
1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
2. membuat makanan tampak lebih menarik;
3. meningkatkan cita rasa makanan; dan
4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat
basi dan busuk.
Zat-zat
aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat
proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk
tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin
terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia
yang dipakai.
Zat aditif makanan dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu:
1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti
lesitin dan asam sitrat;
2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat
serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun
sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan
fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai
zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk
makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya.
Sumber: http://www.artikelbiologi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar