KINDOM PROTISTA
Biologi SMP Kelas 7 : Kindom
Protista
Protista bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti, bersel tunggal dan multiseluler. Misal: Protozoa yang mempunyai ukuran sangat kecil, satu sel, hidup di air atau parasit pada makhluk lain, berkembangbiak membelah diri.
Berdasarkan alat geraknya hewan bersel
satu dibagi menjadi:
- Hewan berkaki semu atau Rhizopoda,
tubuhnya dapat membentuk kaki semu/pseudopodia Contoh : Amoeba proteus, Entamoeba coli. 208 Ilmu Pengetahuan Alam – Kelas VII
SMP/MTs
- Hewan berbulu cambuk atau Flagellata,
memiliki flagel yang bergerak mirip dengan cambuk. Contoh : Chlamydomono, Trypanosoma, Euglena.
- Hewan berbulu getar atau Ciliata,
memiliki silia yang selalu bergetar berfungsi sebagai alat gerak dan
mengambil makanan. Contoh : Paramaecium,
Didinum.
- Hewan berspora atau Sporazoa, berkembang
biak dengan spora. Contoh : Plasmodium.
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan,
tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan
bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi.Penggunaannya masih
digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme
eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk
koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda.Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan
karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan,
kecuali pengelompokan yang mudahbaik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa
memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung
air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer
vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista
lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi
manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Sejarah Klasifikasi Protista
- Tahun 1830an, Protista pertama kali
diusulkan untuk dipisah dari makhluk hidup lain, oleh pakar biologi
Jerman, Georg A. Goldfuss yang memperkenalkan istilah Protozoa yang
meliputi Ciliata dan Coral.
- Tahun 1845, penganut Goldfuss mengembangkannya
agar meliputi semua hewan bersel satu seperti Foraminifera dan Amuba. Awal
1860an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali
diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa
yang dia sebut dengan hewan dan tumbuhan primitif bersel satu. Dia
mendefinisikan Protoctista sebagai kingdom keempat setelah tumbuhan,
hewan, dan mineral.
- Kemudian kingdom mineral dibuang oleh
Ernst Haeckel, tersisa tumbuhan, hewan, dan protista.
- Tahun 1938, Herbert Copeland
menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya, “Protoctista” secara
harfiah berarti “makhluk hidup pertama”. Dia menyanggah istilah Haeckel
protista karena meliputi mikroba tak berinti sel seperti Bakteri,
sementara istilah protoctista tidak meliputinya. Sebaliknya, protoctista
meliputi eukaryota berinti sel seperti diatom, alga hijau dan fungi.
- Perombakan besar oleh Copeland ini
kemudian menjadi dasar dari klasifikasi Whittaker yang hanya membagi
Protoctista menjadi Protista dan Fungi. Kingdom Protista ini kemudian
berfungsi sebagai pembeda antara prokaryota yang dimasukkan kingdom
Monera, dan mikroorganisma eukaryotik yang dimasukkan Protista definisi
Whittaker.
- Sistem lima kingdom bertahan hingga
ditemukannya filogenetik molekular di akhir abad ke-20, karena ternyata
protists dan monera tidak ada hubungannya (bukan kelompok monofiletik).
Klasifikasi tradisional
Protista
pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu,
Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur
lendir dan jamur air yang menyerupai jamur.
Dulu,
bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia,
Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari
protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.
Protozoa, protista yang menyerupai hewan
Protozoa
hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan
cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran
0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa
bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan
berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista
(cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan
pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi
- Flagellata yang
bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh: Trypanosoma, Trichomonas
- Amoeboida yang
bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti
setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat
bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
- Cilliata yang
bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium Sporozoa
yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh:
Plasmodium sp
Algae, protista yang menyerupai tumbuhan
Algae
mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas.
Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut :
- Alga hijau, yang
memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh:
Ulva
- Alga merah,
mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
- Heterokontophyta,
meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.
Alga
hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta,
sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat
berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih
tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista yang menyerupai jamur
Beragam
organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan
jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir,
jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki
hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara
yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang
memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki
dinding sel).
Klasifikasi modern
Saat
ini istilah protist dipakai untuk mengacu pada eukariota bersel satu baik sel
independen atau kalaupun berkoloni tidak menunjukkan diferensiasi dalam
jaringan. Istilah protozoa dipakai untuk spesies heterotrofik dari protista
yang tidak membentuk filamen. Istilah ini tidak dipakai lagi di klasifikasi
modern. Klasifikasi modern berupaya menyajikan kelompok monofili berdasarkan
ultrastruktur, biokimia, dan genetika. Karena protista adalah parafili sistem
seperti itu seringkali memecah atau meninggalkan kingdom tersebut, ketimbang
memperlakukan kelompok protista sebagai eukaryota. Beberapa kelompok utama dari
protista, yang mungkin diklasifikasikan sebagai fila, disajikan di kotak
sebelah kanan. Banyak yang menganggapnya sebagai monofili, meskipun masih belum
meyakinkan. Misalnya, Excavata mungkin tidak monofili dan Chromalveolate
mungkin monofili jika haptophyta dan cryptomonad dimasukkan.
Metabolisme, reproduksi, dan peranan
protista
Flagelata
makan menggunakan penyaring, yaitu dengan melewatkan air melalui flagelanya.
Protista lain bisa menelan bakteri dan mencernanya secara internal, dengan
memanjangkan dinding selnya di sekitar makanannya, untuk membentuk sebuah
vakuola makanan. Makanan ini lalu masuk ke dalam sel melalui endositosis
(biasanya fagositosis; kadang-kadang pinositosis).
Sebagian
protista berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara
aseksual (fisi biner). Plasmodium falciparum, memiliki siklus hidup biologis
super kompleks yang meliputi berbagai macam makhluk hidup, sebagian
bereproduksi seksual, sebagian lain aseksual. Namun, masih belum jelas seberapa
seringnya reproduksi seksual menyebabkan pertukaran genetika antar strain yang
berbeda dari Plasmodium dan sebagian besar protista parasit adalah clonal line
yang jarang melakukan pertukaran gen dengan strain lain.
Beberapa
protista adalah patogen terhadap hewan dan tumbuhan. Plasmodium falciparum
menyebabkan malaria pada manusia dan Phytophthora infestans menyebabkan hawar
daun pada kentang. Pemahaman lebih mendalam tentang protista akan membuat
penyakit ini bisa diobati secara efisien.
Peneliti
dari Agricultural Research Service memanfaatkan protista sebagai patogen untuk
mengendalikan populasi semut api merah (Solenopsis invicta) di Argentina.
Dengan bantuan protista penghasil spora seperti Kneallhazia solenopsae populasi
semut api merah bisa berkurang 53-100%. Para peneliti berhasil menginjeksikan
protista itu ke lalat sebagai perantara untuk membunuh semut api merah, tanpa
membahayakan lalat itu.
Sumber: www.artikelbiologi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar